Bijeh Pade

Oleh: Rel Nas
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini masyarakat Indonesia telah mengalami suatu fenomena yang memilukan dan tentunya sangat merugikan bagi kelangsungan Indonesia sebagai negara berkembang. Yaitu masyarakat Indonesia kini lebih menyukai hal-hal yang serba instan, seperti ingin menjadi kaya dengan kerja yang ringan dan cepat, ingin menjadi pintar hanya dengan sedikit belajar dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan kita lebih mudah dalam menyimpulkan suatu persoalan, tanpa menganalisis lebih dalam suatu permasalahan. Kita jadi terbiasa langsung saja mengambil keputusan yang dianggap cepat. Inilah salah satu hal yang menyebabkan masih tertinggalnya Indonesia dibanding negara-negara berkembang lainnya.
Islam merupakan agama aplikatif, realistis, dinamis dan universal. Islam telah menunjukkan diri sebagai agama yang mampu memberikan solusi terhadap segala persoalan hidup yang timbul sampai akhir zaman. Keseimbangan dan keadilan adalah konsep yang dimiliki oleh Islam. Manusia diperintahkan untuk beribadah sebagai suatu bentuk kepatuhan terhadap Allah SWT, dzat yang Maha Perkasa, Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Islam memandang kehidupan sebagai suatu kesatuan rangkaian ibadah yang tidak melupakan dunia untuk mencapai akhirat dan tidak melupakan akhirat untuk meraih dunia.[1]
Masyarakat Indonesia yang sebagian besar menganut agama Islam sudah mengalami kehilangan identitasnya sebagai seorang muslim. Sebagian umat Islam tidak lagi merasa bangga terhadap keislamannya. Mereka mulai tidak memahami Islam itu sendiri yang mempunyai sifat menyeluruh, meliputi semua aspek kehidupan.
Kebanyakan Islam hanya dilihat sebagai ritual ibadah di mesjid, pengajian dan kegiatan yang dilakukan orang-orang tertentu saja. Anggapan ini tentu saja sangat salah dan bertentangan dengan ajaran Islam yang menitikberatkan pada keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Kondisi yang memperihatinkan seperti ini diakibatkan semakin menjauhnya umat Islam dari nilai-nilai Al-Qur’an dan sunah yang seharusnya dijadikan sebagai pedoman hidup.[2]
Begitupun dengan keadaan umat Islam di belahan dunia lainnya, sekarang sedang mengalami suatu kemunduran dan kelemahan. Banyak terjadi krisis perkonomian di beberapa negara Islam sehingga mengakibatkan kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan dari negara barat. Namun yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya krisis akhlak pada umat Islam yang tentunya akan sangat berakibat pada kualitas keimanan dan ketakwaan serta menjadikannya lupa akan kodrat manusia sebagai makhluk yang harus mengabdi kepada Sang Khalik Allah SWT.
Selain faktor eksternal, kemunduran Islam disebabkan oleh faktor internal umat islam sendiri. Kini Islam sudah terpecah menjadi beberapa golongan dan malah saling bertikai antar golongan tersebut. Kurangnya kepedulian antar umat Islam menjadikannya semakin lemah dan lebih mudah terpengaruh oleh pihak luar. Akidah dan konsep-konsep keislaman mulai ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih cenderung pada hal duniawi. Konsep sekularisme mulai merasuki umat dan harus diwaspadai.[3]
Dengan kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunah umat islam dapat segera bangkit dan kembali membangun Islam. Dakwah untuk meluruskan kembali konsep-konsep islam sangat dibutuhkan untuk mengukuhkan syariat islam pada tiap diri umat muslim. Selain itu meningkatkan ukhuwah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk membangun kekuatan islam yang telah hilang oleh keterlenaan pada dunia yang hanya sementara. Tegaknya Islam dan jatuhnya Islam ditentukan oleh umat Islam sendiri. Kita harus selalu waspada dan terus mempertebal keiman pada Allah SWT.

BAGIAN II
PROBLEMATIKA UMMAT
Setiap pribadi muslim mempunyai kewajiban moral untuk berjuang dan memikirkan nasib serta kondisi umat Islam pada saat ini. Sebab, Nabi Muhammad SAW telah bersada, artinya: ”siapa yang mengaku umatku, kata Nabi, engkau Islam, tetapi tidak peduli terhadap kaum muslimin, tidak peduli terhadap jatuh bangunnya Islam, sakit sehatnya umat Islam, berarti bukan umatku, bukan golongan Islam itu sendiri”.[4]
Oleh karena itu, sebagai muslim, dengan segala kemampuan yang ada pada diri kita, sesuai dengan profesi dan posisi masing-masing yagn telah dikaruniakan Allah kepada kita, harus kita pergunakan semaksimal mungkin untuk membela dan memperjuangkan Islam dan umatnya, kalau betul kita mencintai Islam, mencintai Allah dan Rasul-Nya. Inilah potret pribadi muslim yang utuh, yang sanggup ditampilkan ditengah-tengah umat manusia untuk membela dan mempertahankan serta mengembangkan Islam.
Pribadi-pribadi muslim yang senantiasa bekerja keras dan secara fundamental berpegang teguh pada ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan al-Sunnah karena dua pedoman ini sudah dijamin kebenaran dan keampuhannya oleh Allah SWT. Dengan dua pedoman pokok inilah kaum muslimin bisa selamat dari segala bentuk kesesatan dan malapetaka.[5]
Kalau kita menengok ke belakang, ke panggung sejarah Islam masa lalu, maka tidaklah berlebihan apabila kita kemukakan bahkwa kemajuan dan perkembangan umat Islam pada masa dahulu diperoleh atau dicapai dengan mengikuti dan mentaati ajaran Islam secara murni dan konsekuen. ”mereka” bersikap dan berpikir di atas landasan ajaran yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. [6]
Kalau umat Islam menghayati dan mengamalkan Islam secara integral dalam arti yang sebenarnya, maka umat Islam akan terangkat martabatnya ke posisi yang terhormat, sebagaimana generasi umat Islam terdahulu yang pernah tampil ke depan memimpin dunia disegani umat lain. Apabila kita menyimak secara seksama tentang faktor-faktor yang mendorong kemajuan umat Islam di masa lalu, maka kita akan sepakat bahwa faktor-faktor tersebut kini mulai sirna dan tidak melekat lagi pada umat Islam, tinggal puing-puingnya saja, dan hanya menjadi kenangan sejarah masa lalu.
Untuk itu, marilah kita melacak faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran dan kemerosotan umat Islam saat ini, yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Di antaranya Amir Syakib Arsalan dalam kitabnya Limadzaa Ta’akkhara al-Muslimuuna Wa Limaadzaa Taqaddama al-Ghayruuna. Dengan tegas beliau mengemukakan beberapa faktor penyebab yang terbesar dan terpenting sebagai faktor kemunduran umat Islam, yaitu:
1. Kebodohan
Kebodohan inilah yang menyebabkan umat Islam mudah sekali dibohongi dan diombang-ambingkan, sebab tidak bisa membedakan mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan.
2. Kerusakan Budi Pekerti;
Umat Islam telah kehilangan perangai sebagaimana yang telah diperintahkan oleh al-Qur’an, meninggalkan akhlaq mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat serta salaf al-Shalihin. Budi pekerti mulia sungguh sangat besar peranannya dalam rangka membangun umat dan bangsa. Dalam pada itu, Syauki Beik telah mengingatkan: ”sesungguhnya umat-umat itu tidak lain melainkan budi pekerti. Selama budi pekerti itu tetap ada pada sebuah umat maka umat itu tetap ada, dan jika budi pekerti itu lenyap maka mereka pun ikut lenyap.”[7]
3. Kebejatan Moral dan kerusakan budi pekerti para pemimpinnya.
Munculnya pemimpin diktator dan otoriter yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat dan mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat dan menumpas golongan/ kelompok yang ingin meluruskan perbuatan mereka.
4.  Sikap penakut dan pengecut.
Dahulu, umat Islam terkenal sebagai umat pemberani, dapat mengalahkan musuh yang berlipat ganda jumlahnya. Namun sekarang, uamt Islam dilandasi rasa takut, dan rasa takut itulah yang menyebabkan umat Islam menjadi penakut dan pengecut.
5. Ummat Islam sering merasa diri mereka sudah memiliki iman yang kuat dan sudah melakukan amar ma’ruf dengan baik, sehingga beranggapan tidak perlu melakukan nahi munkar, dan beranggapan kesesatan orang lain tidak akan merugikannya.
6. Lemahnya akidah dan iman.
7. At-tafriqoh (perpecahan)
Sebuah perpecahan di kalangan umat Islam hanya disebabkan oleh persoalan-persoalan sepele. [8]
Hal-hal di atas merupakan faktor-faktor penyebab bagi kemunduran umat Islam menurut beberapa ahli yang akibatnya umat Islam diremehkan dan tidak lagi disegani oleh umat lain. Umat Islam menduduki peringkat bawah dan hanya sebagai pengikut, bukan sebagai pemimpin, sehingga mudah sekali dikendalikan dan diombang-ambingkan, dan pada gilirannya satu sama lain mudah diadu domba. Dan, inilah yang mengakibatkan uamt Islam berantakan, tidak sempat mengejar ketertinggalan.[9]
Setelah kita mengemukakan beberapa faktor penyebab bagi kemunduran umat Islam, maka dengan segera kita mencari alternatif pemecahannya sebagai jalan keluar dari kemelut kemunduran dan kejumudan yang dialami oleh umat Islam pada saat ini. Sebab, kalau tidak maka umat Islam akan berlarut-larut menjadi umat yang mundur dan bercerai-berai serta semakin sulit untuk mengejar ketertinggalan.
Diantara cara untuk memperbaiki kemorosotan umat islam antara lain:
  • Memberantas kemiskinan dan kebodohan yang sampai saat ini masih membelenggu umat Islam;
  • Melenyapkan pengertian-pengertian yang salah, yang dianut oleh umat Islam pada umumnya;
  • Kembali kepada ajaran-ajaran dasar Islam yang sebenarnya;
  • Hati nurani harus disucikan;
  • Budi pekerti luhur mesti dihidupkan kembali;
  • Kesediaan berkorban untuk kepentingan umat;
  • Berpedoman pada ajaran-ajaran dasar Islam;
  • Mewujudkan kehidupan demokrasi;
  • Menganggap setiap muslim adalah saudara.Oleh sebab itu,hendaknya saling menyayangi,berbagi rasa,menghormati,dan memuliakan sesame muslim karene keislamannya.hindarilah hal-hal yang dapat menimbulkan penderitaan dan kesusahan terhadap umat muslim lainnya;
  • Mewujudkan persatuan umat Islam.

Categories:

Leave a Reply